Sesaat inspirasiku mandek
Aku tatap garis hitam memanjang
Bergerak searah menuju sebuah ujung
Jauh…pada dinding seberang tempatku bercokol
Wujudnya kecil tapi jumlahnya besar
Mungkin bisa dua pertiga dunia
Badannya hitam tapi jiwanya putih
Mungkin tak ada dengki diantara mereka
Kaki dan tangannya lemah tapi perkasa dalam kebersamaan
Mungkin dapat goncangkan mayapada ini
Lihat mereka,
Satukan barisan dalam komando
Satu tujuan menyelesaikan takdir
Jalannya beriringan tepuh jalan serupa
Satu niat membangun komunitas
Bersama dan kerjasama hancurkan duri-duri tersebar
Satu keyakinan mempertahankan hidup
Hangat dan mesra dalam balutan jabat dan peluk
Satu cinta membina silahturahmi
Ya Allah,
Inikah yang kau pertontonkan
Aku malu menjadi khalifah dimuka bumi
Negeriku membentang hingga 1.9 juta mil dari barat ke timur
Cairan hitam dalam perutnya sumber kehidupan
Nadinya hijau subur memanjakan manusianya
Organnya berwarna kuning silaukan nafsu purbakala
Permandaninya biru menyimpan kesejukan
Bahkan kentutnya menjadi rebutan negeri asing
Tapi disini aku malu
Seperempat milyar penduduknya terhantam gelora nafsu
Tersebar kehilangan nurani
Anak-anak bangsa bertikai demi organ bernama perut
Injak menginjak berebut bangkai saudaranya
Tipu menipu kepintaran yang dibanggakan
Menikam 35 juta roh-roh tak berdaya
Kasar dan menjijikan lantang berikan janji
Keruk semuanya selagi mumpung…
Sesaat inspirasiku mandek
Aku tatap garis hitam memanjang
Bergerak searah menuju sebuah ujung
Jauh…pada dinding seberang tempatku bercokol
Duhai semut-semut kecil
Aku malu padamu…
Lanasetra
Erlangga, 13 Januari 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar