11 Agustus 2009

Hari Pertama Di Tahun Ini

Saat matahari piket
Ia tidak mengetahuinya bahwa ada yang istimewa
Mungkin biasa baginya
Muncul, bersinar dan kembali tertidur setelah lelah bekerja
Kemudian bulanpun menggantikannya
Terus menerus… seratus, ribuan, bahkan jutaan tahun lampau

Sementara, aku duduk termangu
Menelusuri jejak yang aku tinggalkan tahun lalu
Berliku, penuh tombak menghujam, dan setan durjana
Merobek baju jirah putihku
Didadanya terkoyak hingga menyembul daging putihku 
Lalu memerah, terasa perih dan menyakitkan
Pada bagian kepalanya rengat merusak penglihatanku
Kesulitan membedakan antara hitam dan putih
Sisi perutnya tergores memanjang lelehkan cairan hitam
Akibat tak ingat lagi halal dan haram…

Saat ini matahari baru mengintip…
Didalam duduk aku merajutnya kembali
Memperbaikinya untuk aku kenakan menembus belantara baru
Koyakannya aku tambal dengan doa, obati luka agar putih kembali 
Bagian helmnya aku tambahkan infra red 
Agar aku tak tersesat membedakan baik dan buruk
Sisi perut aku anyam dengan cinta 
Agar tak rakus menyatap, dan cairan hitam itu kembali memerah…

Kemudian matahari muncul
 “selesai” bathinku berkata
Sambil beranjak jirah putih kukenakan
Melenggang susuri jalan tinggalkan pertapaan
Mmm…Terasa nyaman!


Lanasetra
Erlangga, 08 Januari 2007

Tidak ada komentar: