Yulia,
Calon Ibu anak-anakku
Kausematkan pada dadaku
Sebuah kata “aku selalu mencintai mu”
Dari bibir ranum ketika menyentuh teliangku
Plakat cinta yang sederhana,
Tapi jarumnya menusuk dan membius kulitku
Kemudian aku merasakan getaran halus merayap dibawah lapisan kulit
Berdenyut-denyut dalam nadi-nadi berwarna hijau
Mengalir dan merambat menjadi besar
Getaran halus itu kini menjelma gelombang dahsyat
Siap menghantam seluruh isi jantung…
“Blarrr…”
Dalam hitungan lima detik jantungku berhenti terhantam gelombang itu
Dindingnya bergetar hebat mengacaukan seluruh syaraf
Sukmaku yang bersemedi didalamnya terlontar jauh
Tinggi dan terus meninggi,
Hingga batasnya untuk terjun kembali
Deras meluncur menuju altarnya…
“Nyess…”
Semua berubah
Labirin-labirin jantungku tertata rapih seperti hari lebaran
Seluruh dengki - amarah - kemunafikan dalam hatiku ikut terhempas
Lebih jauh dari sukmaku
Kemudian berdegup kembali…dug-dug…dug-dug…dug-dug
“Ough…kenikmatan ini melebihi ejakulasi” gumamku.
Yulia,
Calon nenek dari puluhan cucuku
Plakat sederhana ini kurawat selalu
Dengan cairan cinta jua aku usap hingga berkilau
Hingga menyilaukan Rama dan Sinta
Membutakan Romeo dan Juliet
Yulia…hingga tangan tua keriput ini berhenti
Aku jaga apa yang kau sematkan…
Lanasetra
Erlangga, 07 Januari 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar